Jika anda berkunjung ke daerah Sumatera barat,apa yang ingin anda lihat?
Apakah cukup dengan mengunjungi lembah anai atau Jam gadang di Bukittinggi?
Tentu tidak!Karena di daerah yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia ini, memiliki banyak pilihan obyek wisata.
Jembatan akar di desa pulut-pulut Bayang salah satunya.
Unik,antik dan tak pernah terpikirkan oleh kebanyakan orang mungkin itulah komentar anda ketika pertama kali melihat sebuah jembatan yang menghubungkan dua desa antara desa pulut-pulut dan desa lubuk silau di Nagari asam kumbang,kecamatan bayang utara.kabupaten pesisir selatan.
Jembatan akar yang melintasi sungai batang bayang ini pada awalnya murni seluruhnya terbuat dari akar pohon yang dijalin sedemikian rupa sehingga tersambung dan dapat dilalui oleh manusia.
Karena saat sekarang Jembatan Akar ramai dikunjungi dan dilintasi oleh para wisatawan, untuk menjaga kelestarian jembatan akar ini,dipasang kawat baja pada kedua sisinya
Sejarah Jembatan Akar.
Sejarah Jembatan Akar.
Menurut cerita orang tua-tua di desa pulut-pulut tempat jembatan akar ini berada,sekitar akhir abad ke 19 seorang ulama desa pulut-pulut Fakih Sokan merasa prihatin melihat keadaan murid-muridnya.yang tidak bisa pergi mengaji karena sungai batang bayang sedang bah.Walau ada jembatan bambu yang dibuat oleh masyarakat,seringkali jembatan bambu tersebut dihanyutkan air sungai batang bayang yang besar.
Sejak itulah terpikir oleh fakih sokan untuk membuat sebuah jembatan yang tidak memakai tiang yang ditancapkan pada dasar sungai.Agar tidak hanyut pada saat air sungai sedang meluap.
Maka ditanamlah oleh fakih sokan dua batang pohon beringin pada kedua sisi tebing sungai,tepatnya pada kedua pangkal jembatan bambu yang dibangun oleh masyarakat.
Hari demi hari berlalu,pohon beringin yang ditanam fakih sokan bertambah besar.
Sedikit demi sedikit akar pohon beringin yang tergantung di tebing sungai dililitkan oleh fakih sokan kepada jembatan bambu yang melintasi sungai batang bayang itu.
Tahun berganti tahun,akhirnya akar-akar pohon itu satu sama lainnya tersambung.Makin hari akar pohon beringin itu makin terjalin kokoh.Akhirnya dapat dipergunakan oleh manusia sebagai jembatan setelah dua puluh lima tahun lamanya fakih Sokan menjalin akar-akar pohon beringin itu.
Sekarang maha karya Fakih Sokan itu dapat anda saksikan didesa pulut-pulut masih berdiri dengan kokohnya.sebagai suatu keunikan dunia.(Basriandi Abbas)
0 komentar:
Post a Comment