SUDAH
pernah berarung jeram? Kalau belum, tidak ada salahnya anda mencoba
olahraga ekstrim yang satu ini. Olahraga ini memang lumayan berbahaya,
karenanya tidak sedikit orang yang menjadi korban dan menemui ajalnya
ditelan keganasan jeram-jeram sungai. Namun kegiatan ini tidak berkurang
peminatnya, malah di beberapa daerah, arung jeram menjadi komoditi
pariwisata yang menjanjikan. Setiap orang dari anak-anak sampai dewasa
dapat mencoba berarung jeram dengan membayar Rp150.000 s/d Rp300.000
dengan lama pengarungan yang dapat dipilih sendiri oleh wisatawan.
Tentunya semua resiko dapat diminimalisir dengan menggunakan safety
procedure yang benar dan mengikuti arahan dari pemandu profesional.
Olahraga
arung jeram pertama kali dikenal di Indonesia pada era 70-an dengan
diadakannya Citarum Rally I pada 17 April 1975. Selanjutnya, berbagai
club arung jeram bermunculan seperti Kapinis, Arus Liar, Riam Jeram,
Sobek, Sumatera Savage, Jeram Alas, Fausta Bogor dsb. Kegiatan ini juga
terus merambah ke kampus-kampus melalui aktivitas mahasiswa pecinta alam
(Mapala) seperti Mapala UI, Aranyacala Trisakti, Mapala Unand dan
hampir di seluruh mapala di Indonesia. Biasanya setiap tahun selalu
diadakan kejuaraan arung jeram tingkat nasional atau daerah yang semakin
menyuburkan perkembangan kegiatan yang diwadahi Federasi Arung Jeram
Indonesia (FAJI) ini. Arung Jeram menjadi salah satu olahraga prestasi
yang memunculkan atlet-atlet profesional dan siap bertanding ke ajang
internasional.
Sumatera Barat, sebagai salah satu provinsi yang
dianugerahi Tuhan dengan kekayaan dan keindahan alam yang melimpah
memiliki banyak lokasi wisata petualangan. Termasuk di dalamnya yaitu
sungai-sungai yang layak untuk berarung jeram dengan berbagai variasi
tingkat kesulitan. Sebut saja, Batang Tarusan, Batang Bayang, Batang
Sinamar, Batang Kuantan, Batang Sangir dan masih banyak lagi sungai yang
belum terekspose. Sayangnya, perkembangan arung jeram di daerah ini
masih sangat lamban dikarenakan kurangnya perhatian dari Pemerintah
Daerah untuk mengembangkan potensi wisata petualangan yang satu ini.
Padahal arung jeram dapat mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara
seperti halnya kegiatan surfing (selancar) di Kepulauan Mentawai yang
terkenal ke seluruh dunia.
Selain itu kesan berbahaya dan biaya
mahal yang melekat pada kegiatan ini juga menyebabkan kurang
tersosialisasinya aktivitas ini. Upaya untuk memajukan kegiatan ini
haruslah melibatkan semua elemen masyarakat dan pemerintah agar dapat
bermanfaat bagi daerah.
Batang Tarusan, Menyajikan Petualangan Tiada Henti
Bagi
anda yang berasal dari daerah Pesisir, tentunya akrab dengan Batang
Tarusan. Sungai ini terlihat jelas dari jalan lintas Padang – Painan
yang berhulu dari Danau Diatas dan memiliki debit air yang relatif
stabil meskipun dimusim kemarau. Sungai yang termasuk wilayah Kabupaten
Pesisir Selatan ini sangat layak diarungi dengan tingkat kesulitan
menengah (grade 2+ sampai 3). Di musim penghujan, tingkat kesulitannya
akan bertambah, mencapai grade 4+. Perjalanan menuju titik start
pengarungan dapat ditempuh selama 1,5 – 2 jam dari Kota Padang dengan
ongkos Rp8.000. Transportasi yang lancar merupakan salah satu faktor
pendukung untuk mengembangkan Batang Tarusan sebagai objek wisata
petualangan.
Pengarungan biasa dimulai dari desa Taratak tepatnya
dari depan SDN 45 Taratak yang terletak lebih kurang 20 menit dari
jalan lintas dengan lama pengarungan 2 – 3 jam. Bagi yang telah
berpengalaman, dapat memulai pengarungan dari daerah hulu lagi tentunya
dengan jeram-jeram yang lebih menantang dan kemiringan yang lebih
ekstrim. Karakter sungai daerah hulu yang sempit juga menambah cepatnya
arus sungai dan menghadirkan jeram-jeram besar dan turunan (drop) yang
dapat menyebabkan perahu terbalik apabila telat bermanuver. Adrenalin
anda akan dipacu habis-habisan pada saat melewati jeram-jeram Batang
Tarusan. Sepanjang pengarungan, anda akan disuguhi pemandangan indah
khas perbukitan yang terasa asri dan cukup terjaga kelestariannya.
Hijaunya alam dipadukan dengan jernihnya air sungai serta ganasnya jeram
tentunya akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi anda yang menyukai
kegiatan petualangan.
Tak jarang pengarung jeram (rafter)
beristirahat di tengah pengarungan untuk menikmati kebesaran Tuhan ini.
Anda juga akan melintasi daerah persawahan penduduk yang juga memberikan
suasana khas pedesaan ditambah keramahan penduduk yang membuat anda
semakin betah dan ingin kembali berarung jeram di sini. Tentunya anda
juga harus tetap berkonsentrasi melaksanakan perintah kapten pada saat
melewati jeram-jeram tertentu yang rentan untuk membalikkan perahu.
Keahlian kapten dalam memberikan aba-aba dan membaca jalur sangat
diperlukan demi keamanan dan keselamatan pengarungan. Anda juga harus
melengkapi diri dengan perlengkapan standar pengarungan seperti helm,
pelampung, paddle (dayung) dan pakaian yang tidak mengganggu pergerakan
agar dapat mengurangi risiko apabila terjadi trouble.
Pemahaman
tentang keselamatan diri pribadi dan tim juga harus dimiliki oleh semua
anggota tim pengarungan. Contohnya saja apabila anda terlempar, anda
harus tahu bahwa hanyut di jeram tidak sama dengan hanyut di sungai
berarus tenang. Posisi badan harus menghadap ke atas (terlentang) dengan
kaki yang mengarah ke hilir sungai bersiap untuk menghadapi rintangan
yang mungkin ada di depan. Kondisi air yang deras menyebabkan kemampuan
berenang tidak berpengaruh pada saat kita hanyut di jeram. Kita baru
akan bisa menepi pada saat arus sudah tenang atau bila diselamatkan oleh
rekan dengan menggunakan tali lempar (throw bag). Karenanya, kita juga
harus mengetahui bagaimana cara menyelamatkan korban yang hanyut serta
memberikan pertolongan pertama apabila rekan mendapatkan cedera. Setelah
lebih kurang 2 jam pengarungan dengan jeram yang terus menerus
menghajar dan menguras tenaga, anda akan memasuki jeram terakhir yaitu
jeram Goodbye. Dinamakan Goodbye, karena setelah ini anda akan memasuki
finish. Setelah finish, arus sungai sudah berubah menjadi tenang
sehingga tidak bisa lagi untuk berarung jeram.
Namun seperti
namanya, jeram ini benar-benar melengkapi kepuasan anda berarung jeram
di Batang Tarusan. Siraman air dijamin akan membuat anda basah kuyup dan
tenaga terakhir harus dikeluarkan semaksimal mungkin agar perahu tidak
terbalik. Batu besar yang menghadang membuat anda harus bermanuver ke
kanan agar tidak menabrak batu ini. Terlambat sedetik saja, perahu akan
menabrak dan terbalik atau tersangkut (wrap) dan sulit untuk dilepaskan.
Biasanya, para penggiat arung jeram memilih untuk berkemah di finish
atau di beberapa lokasi di tepian sungai yang bisa dijadikan camping
ground. Dengan bermalam, anda akan dapat mengulangi kegiatan ini
berkali-kali sampai bosan. Namun sebenarnya tidak ada kata-kata bosan
dalam berarung jeram.
Karena ketika anda mengarungi sungai yang
sama, pada setiap pengarungan selalu terjadi variasi tantangan dan
pengalaman baru. Di samping itu, bagi yang memiliki hobi memancing,
dapat menyalurkan hobinya di sela-sela waktu istirahat pengarungan
karena terdapat beberapa lubuk yang biasa dijadikan tempat memancing
oleh masyarakat setempat. Jadi sangatlah layak kalau Batang Tarusan
dijadikan tujuan wisata anda selanjutnya. Jika anda termasuk orang yang
sibuk, waktu akhir pekan dapat dimanfaatkan untuk sedikit menyegarkan
otak anda setelah seminggu penuh disibukkan dengan rutinitas. Takut
merasa terisolir? jangan khawatir, saat ini sinyal telpon genggam
(handphone) bisa ditangkap dengan jelas dan bersih di daerah ini.
Kalau
saja pemerintah daerah mau mengembangkan potensi wisata arung jeram di
daerah ini, maka Batang Tarusan dapat menjadi salah satu objek wisata
alternatif di Sumatera Barat. Penduduk setempat, khususnya yang berada
di sepanjang aliran Batang Tarusan tentunya dapat memanfaatkan
kedatangan wisatawan. Untuk membantu perekonomian misalnya saja dengan
menjual suvenir khas daerah berupa kerajinan tangan yang banyak terdapat
di sini. Kita tunggu saja tindakan pemerintah daerah untuk
mengembangkan potensi Batang Tarusan. (Ahmad Medapri H, Kepala Badiklat Mapala Unand)
copy by mapalaunand.com
April 26, 2012
Pacu Adrenalin di Jeram Batang Tarusan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment